Pasukan Pakistan Hancurkan Pos Militer India di Kashmir, Tewaskan 5 Tentara
Menurut pernyataan pada hari Jum'at (16/2/2018) oleh juru bicara Angkatan Darat Pakistan Mayor Jenderal Asif Ghafoor dan pihak berwenang lainnya, sebuah pos militer India di dekat desa Tatta Pani "dihancurkan" Kamis malam setelah tembakan penembak jitu pada pagi hari menargetkan sebuah van sekolah yang membawa anak-anak di wilayah Kashmir yang dikontrol Pakistan, membunuh sopir dan membuat trauma para penumpang pelajar.
Ghafoor memperingatkan bahwa pasukan Pakistan akan terus menanggapi "terorisme India terhadap warga negara yang tidak bersalah".
Tentara India pada hari Kamis tidak mengakui bahwa pasukannya telah melanggar kesepakatan gencatan senjata sejak 2003.
Pakistan juga mengatakan bahwa tembakan tersebut menargetkan kendaraan sekolah beberapa hari setelah India menuduh bahwa orang-orang bersenjata dari kelompok jihad yang berbasis di Pakistan melakukan serangan di sebuah kamp tentara di Kashmir yang dikuasai India.
Selama serangan pada hari Sabtu yang lalu, orang-orang bersenjata menyerbu kamp tentara Sunjuwan India dan terlibat kontak senjata dengan tentara yang ditempatkan di sana, menewaskan lima tentara dan satu orang sipil yang tinggal di instalasi militer sebagai bagian dari keluarga kerabat personil tentara.
Seorang pejabat India mengatakan dua tentara tewas dalam baku tembak dengan orang-orang bersenjata di sebuah kamp tentara di Kashmir yang disengketakan.
Serangan tersebut mendorong New Delhi untuk memperingatkan Islamabad bahwa pihaknya "akan membayar untuk insiden ini."
Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi mengecam dugaan penargetan van sekolah oleh India pada hari Jum'at, dengan mengatakan, "Tindakan yang tidak beralasan dan tidak etis seperti itu telah mengungkapkan wajah India sebenarnya, yang terus melanggar Konvensi Jenewa dengan menargetkan anak-anak sekolah yang tidak bersalah."
Presiden wilayah Kashmir Pakistan Sardar Masood Khan juga mengecam apa yang disebutnya sebagai "agresi" India.
Dia selanjutnya mengajukan permohonan ke Kelompok Pengamat Militer Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk India dan Pakistan, atau UNMOGIP, untuk menyelidiki dugaan insiden tersebut.
Pasukan Pakistan dan India secara teratur terlibat kontak senjata di Kashmir yang bergolak, masing-masing menuduh yang lain memicu tembakan dan menargetkan warga sipil.
Pada 2016, tembakan artileri dan roket India menghantam sebuah bus penumpang di sisi Kashmir yang disengketakan di Pakistan, menewaskan 12 warga sipil.
Kekerasan pada hari Kamis menandai eskalasi terbaru di Kashmir, yang telah terbagi antara dua tetangga bersenjata nuklir sejak Inggris mengakhiri pemerintahan kolonialnya di wilayah tersebut.
Sejak berdirinya 71 tahun lalu, India dan Pakistan telah bertempur dengan empat perang, tiga di antaranya berada di Kashmir. Mayoritas populasi Kashmir yang berpenduduk hampir 12,5 juta adalah Muslim.
Tidak ada komentar