Korban Tewas Meningkat di Jajaran Militer Turki Selama Operasi Afrin
Turki telah terlibat perang selama 22 hari dalam operasi militer melawan milisi Komunis Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) di wilayah Afrin, mendukung pejuang oposisi Suriah dengan serangan udara dan pasukan darat.
"Pada tahap ini, kita dapat mengatakan bahwa satu dari dua helikopter telah jatuh. Kami memiliki dua martir," Perdana Menteri Binali Yildirim mengatakan dalam sebuah pernyataan di televisi.
Militer Turki kemudian mengatakan sembilan tentara lagi terbunuh dalam insiden terpisah namun tidak memberikan rincian.
Sebanyak 11 prajurit lainnya terluka setelah serangan tersebut yang merupakan hari paling berdarah bagi personil militer Turki, kata tentara.
Ankara menganggap YPG sebagai cabang "teroris" dari Partai Pekerja Kurdistan yang dilarang (PKK), yang telah melakukan pemberontakan berdarah tiga dekade di Turki dan dimasukkan dalam daftar hitam oleh Washington dan Uni Eropa.
Sebelumnya, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan sebuah helikopter telah ditembak jatuh tanpa mengatakan siapa yang bertanggung jawab.
"Tentu saja, hal-hal seperti ini akan terjadi. Kami dalam perang Kami akan mengalami kerugian, tapi kami juga akan menyebabkan pihak lain mendapatkan kerugian," katanya dalam pidato di televisi, berjanji untuk membuat pelaku membayar " harga yang jauh lebih mahal ".
Sabtu lalu, tujuh tentara Turki tewas dalam kecelakaan operasi, dengan lima orang tewas dalam serangan tank.
Sekitar 1.141 "teroris" telah dinetralkan selama operasi tersebut, kata Erdogan, merujuk pada mereka yang terbunuh namun juga mereka yang tertangkap atau terluka.
Tidak ada komentar