Atas Restu Al-Sisi, Israel Diam-diam Lancarkan Serangan Udara Terhadap Jihadis di Sinai Mesir
Pernah menjadi musuh dalam tiga perang, kemudian antagonis dalam sebuah perdamaian yang tidak nyaman, Mesir dan Israel sekarang jadi sekutu dekat rahasia dalam sebuah perang rahasia melawan musuh yang sama, New York Times melaporkan.
Intervensi Israel telah membantu militer Mesir mendapatkan kembali pijakannya dalam pertempuran melawan jihadis di Semenanjung Sinai Utara, kata Times.
Bagi Israel, serangan tersebut telah memperkuat keamanan perbatasan dan stabilitas negara tetangganya.
Sejak 2013, pasukan keamanan Mesir telah memerangi jihadis yang tergabung dalam afiliasi Islamic State dan Al-Qaidah di wilayah gurun Sinai Utara yang membentang dari Terusan Suez ke arah timur ke Jalur Gaza dan Israel.
Jihadis telah membunuh ratusan polisi, tentara dan warga sipil.
Sisi memerintahkan angkatan bersenjata untuk mengakhiri pemberontakan dalam waktu tiga bulan setelah sebuah serangan di sebuah masjid di Sinai Utara November lalu menewaskan lebih dari 300 orang.
Itu adalah serangan terburuk dalam sejarah modern Mesir. Upaya kolaborasi di Sinai Utara mengungkapkan perubahan yang tenang dalam politik kawasan ini, kata Times.
Musuh bersama termasuk IS, Iran dan politik Islam telah membawa para pemimpin beberapa negara Arab ke dalam keselarasan yang lebih dekat dengan Israel, bahkan saat pejabat dan media berita mereka terus menjelekkannya secara terbuka.
Pejabat Amerika mengatakan bahwa kampanye udara Israel telah memainkan peran yang menentukan dalam memungkinkan angkatan bersenjata Mesir untuk menguasai sayap jihadis, Times melaporkan.
Tujuh pejabat saat ini atau mantan pejabat Inggris dan Amerika yang terlibat dalam kebijakan Timur Tengah menggambarkan serangan Israel di dalam Mesir, semua berbicara dengan syarat untuk tidak disebutkan informasi rahasia, kata Times.
Juru bicara resmi militer Israel dan Mesir menolak berkomentar, dan juga juru bicara kementerian luar negeri Mesir, menurut Times.
Tidak ada komentar