Pejabat Afghanistan Minta Qatar Tutup Kantor Perdamaian Taliban di Doha
Rabu, 13 Jumadil Akhir 1439 H
KABUL, AFGHANUSTAN (SILAH AL BATTAR) - Pejabat
Afghanistan berusaha untuk menutup kantor perdamaian Taliban yang
terletak di Doha, Al Jazeera melaporkan hari Rabu (28/2/2018).Pejabat pemerintah Afghanistan dilaporkan mengatakan bahwa kantor Taliban tersebut "tidak memiliki konsekuensi positif dalam hal memfasilitasi perundingan damai", menurut media Kabul setempat.
Berita tersebut muncul saat seorang pejabat senior Taliban yang berbasis di Qatar meminta AS untuk membahas "solusi damai" untuk mengakhiri perang yang sedang berlangsung di Afghanistan.
Pejabat Taliban itu menambahkan bahwa penarikan semua tentara AS merupakan prasyarat untuk perundingan damai.
"Perjuangan kita adalah untuk pembebasan negara," katanya. "Ini bukan perebutan kekuasaan.
Bagaimana perjuangan pembebasan dianggap selesai tanpa ada kekuatan asing yang menarik diri? "Pejabat Taliban mengatakan kepada Al Jazeera secara anonim.
"Karena hanya Amerika yang bisa memutuskan dan menerapkan keputusan untuk menarik pasukan asing dari Afghanistan, itulah mengapa pembicaraan langsung dengan AS diperlukan pada tahap pertama."
"Selama fase kedua kita bisa duduk dengan pemerintah Afghanistan dan membahas semua masalah dalam negeri," lanjutnya.
Namun pejabat Afghanistan menolak gagasan Taliban kemarin, menyerukan kelompok bersenjata tersebut untuk membuka diskusi dengan pemerintah Afghanistan di Kabul.
"[Taliban] telah dua kali bertanya kepada AS dan mengatakan bahwa mereka siap untuk melakukan pembicaraan langsung dengan Amerika Serikat.
Tapi pemerintah Afghanistan mengatakan kepada [Taliban] bahwa jika Anda orang Afghanistan, datang dan berbicara dengan Afghanistan.
Pemerintah Afghanistan siap untuk berbicara, "gerai media Afghanistan Tolonews mengutip juru bicara kepresidenan Haroon Chakhansuri. Saat ini, 25 negara, PBB dan NATO akan bertemu untuk membahas konflik di Afghanistan.
Kontroversi kantor Taliban
Kantor Taliban di Qatar menjadi sorotan tahun lalu di tengah blokade yang terus berlanjut yang disponsori oleh Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi atas tuduhan bahwa Doha mendukung ekstremisme dan terorisme.
Meskipun Qatar secara kategoris menolak tuduhan tersebut tanpa dasar, New York Times mengungkapkan email yang "bocor" membuktikan niat UAE untuk membuka kantor Taliban di Abu Dhabi.
Menurut bocoran tersebut, Yousef Al-Otaiba, duta besar UEA untuk AS, menerima sebuah "panggilan telepon yang marah" dari Menteri Luar Negeri UEA Abdullah Bin Zayed, di mana dia mengeluh bahwa kantor Taliban akan dibuka di Qatar dan bukan di UEA.
AS menyerang Afghanistan pada tahun 2001 setelah serangan 9/11 di Menara Kembar di New York oleh kelompok transnasional Al-Qaidah, yang oleh Amerika dikatakan diberi tempat yang aman oleh Taliban.
Qatar sejak saat itu berusaha memainkan peran mediator dalam perang Afghanistan.
Tidak ada komentar